Surah An-Najm
Surah ini diwahyukan di Makkah.
Pokok perbincangan surah ini ialah menerangkan bagaimana wahi itu
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan Jibril dan
mengecam kaum Musyrikin yang menyembah berhala-berhala dan
mempersekutui Allah dengan malaikat. Disamping itu surah ini juga
memperkatakan sifat-sifat orang-orang Muhsinin dan menerangkan
satu prinsip Islamiah yang besar yang tercatat di dalam
kitab-kitab suci yang diturun pada Nabi Ibrahim dan Nabi Isa
alaimas-salam. Seterusnya surah ini mengecam orang-orang kafir
yang menyenda-nyendakan Al-Quran.
Intisari ruku' (1) bagi surah ini ialah :
(1.) Menerangkan hakikat wahi dan bagaimana ia diturunkan kepada
Rasulullah SAW menerusi malaikat Jibril.
(2.) Menerangkan sifat-sifat malaikat Jibril dan peristiwa
pertemuan Rasulullah SAW dengan Jibril pada malam Mikraj.
Sumber ambilan ialah:
Ayat 3 - Dan ia tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung
dengan ugama Islam) menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri.
Ayat 4 - Segala yang diperkatakannya itu (sama ada Al-Quran
atau hadis) tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.
Ayat 5 - wahyu itu (disampaikan dan) diajarkan kepadanya oleh
(malaikat jibril) yang amat kuat gagah.
Ayat 6 - Lagi yang mempunyai kebijaksanaan; kemudian ia
memperlihatkan dirinya (kepada Nabi Muhammad) dengan rupanya
asal.
Ayat 7 - Sedang ia berada di arah yang tinggi (di langit).
Ayat 8 - Kemudian ia mendekatkan dirinya (kepada Nabi
Muhammad), lalu ia berjuntai sedikit demi sedikit.
Ayat 9 - Sehingga menjadilah jarak (di antaranya dengan Nabi
Muhammad) sekadar dua hujung busaran panah, atau lebih dekat
lagi.
Ayat 10 - Lalu Allah wahyukan kepada hambaNya (Muhammad,
dengan perantaraan malaikat Jibril) apa yang telah diwahyukanNya.
Ayat 11 - Hati (Nabi Muhammad) tidak mendustakan apa yang
dilihatnya.
Ayat 12 - Jika demikian, patutkah kamu hendak membantahnya
mengenai apa yang telah dilihatnya itu?
Ayat 13 - Dan demi sesungguhnya! (Nabi Muhammad) telah
melihat (malaikat Jibril, dalam bentuk rupanya yang asal) sekali
lagi.
Ayat 14 - Di sisi "Sidratul-Muntaha"
Ayat 15 - Yang di sisinya terletak Syurga
"Jannatul-Makwa".
Intisari ruku' (2) bagi surah ini ialah :
(1.) Menerangkan hakikat bahwa para malikat tidak dapat memberi
syafa'at melainkan diizin oleh Allah.
(2.) Menerangkan sifat-sifat orang Muhsinin.
(3.) Menerangkan satu prinsip Islamiah yang besar tercatat dalam
kitab-kitab suci yang diturun kepada Nabi Musa dan Ibrahim
alihimas-salam.
Sumber ambilan ialah:
Ayat 26 - (Golongan yang musyrik mengharapkan pertolongan
benda-benda yang mereka sembah itu) padahal berapa banyak
malaikat di langit, syafaat mereka tidak dapat mendatangkan
sebarang faedah, kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi sesiapa
yang dikehendakiNya dan diredhaiNya.
Ayat 31 - Dan Allah jualah yang memiliki segala yang ada di
langit dan yang ada di bumi; (diciptakan semuanya itu) untuk
membalas orang-orang yang berbuat jahat menurut apa yang mereka
lakukan, dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan
balasan yang sebaik-baiknya.
Ayat 32 - (Iaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar
serta perbuatan-perbuatan yang keji, kecuali salah silap yang
kecil-kecil (yang mereka terlanjur melakukannya, maka itu
dimaafkan). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas keampunanNya. Ia lebih
mengetahui akan keadaan kamu semenjak Ia mencipta kamu (berasal)
dari tanah, dan semasa kamu berupa anak yang sedang melalui
berbagai peringkat kejadian dalam perut ibu kamu; maka janganlah
kamu memuji-muji diri kamu (bahawa kamu suci bersih dari dosa).
Dia lah sahaja yang lebih mengetahui akan orang-orang yang
bertaqwa.
Intisari ruku' (3) bagi surah ini ialah :
Menerangkan contoh-contoh tauladan dari sejarah perjuangan
Nabi Ibrahim AS dengan kaumnya.
Sumber ambilan ialah :
Ayat 36 - Atau belumkah ia diberitahu akan apa yang
terkandung dalam Kitab-kitab Nabi Musa.
Ayat 37 - Dan juga (dalam Kitab-kitab) Nabi Ibrahim yang
memenuhi dengan sempurnanya (segala yang diperintahkan
kepadanya)?
Ayat 38 - (Dalam Kitab-kitab itu ditegaskan): Bahawa
sesungguhnya seseorang yang boleh memikul tidak akan memikul dosa
perbuatan orang lain (bahkan dosa usahanya sahaja).
Ayat 39 -(Dalam Kitab-kitab itu ditegaskan): Bahawa
sesungguhnya seseorang yang boleh memikul tidak akan memikul dosa
perbuatan orang lain (bahkan dosa usahanya sahaja).
Ayat 40 - Dan bahawa sesungguhnya usahanya itu akan
diperlihatkan (kepadanya, pada hari kiamat kelak).
Ayat 41 - Kemudian usahanya itu akan dibalas dengan balasan
yang amat sempurna.
Khulasah Al-Quran